Demam Berdarah Saat Hamil
Penyakit
ini disebabkan oleh suatu virus yang menyebabkan gangguan pada pembuluh darah
kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan.
Vektor yang berperan dalam
penularan penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti.
Manifestasi penyakit
Sesudah
inkubasi selama 3-15 hari orang yang tertular dapat mengalami/menderita
penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini, yaitu :
- Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.
- Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 – 7 hari, nyeri-nyeri pada tulang, diikuti munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit.
- Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung, mulut, dubur dsb.
- Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok / presyok pada bentuk ini sering terjadi kematian.
Kenali
gejala DB
Penyakit
DBD didiagnosis berdasarkan kriteria WHO 1986, meliputi :
- Kriteria klinis : demam tinggi mendadak tanpa sebab jelas terus menerus 2-7 hari, manifestasi perdarahan, pembesaran hati, syok / kegagalan sirkulasi (peredaran cairan tubuh) dan perfusi (resapan cairan)
- Kriteria laboratoris : trombositopenia <100.000 ( kadar trombosit menurun), hemokonsentrasi/peningkatan ht >=40% (Pengentalan darah)
DBD
didiagnosis bila terdapat minimal 2 tanda klinis, trombositopenia &
hemokonsentrasi.
Demam berdarah pada kehamilan
Kehamilan
tidak mempengaruhi perjalanan klinis DBD. Penyakit ini hampir tidak pernah
mengakibatkan kelainan kongenital, tetapi kematian janin mungkin terjadi. Pada
pasien hamil , tergantung usia kehamilan, untuk kehamilan dengan risiko tinggi
perdarahan (misal plasenta previa), infeksi DBD dengan trombositopenia menambah
risiko perdarahan. Demikian pula terdapat kenaikan risiko perdarahan dan anemia
postpartum. Sedangkan untuk kehamilan trimester pertama, dapat ber resiko
terjadinya keguguran (abortus).
Tansmisi
vertikal virus dengue, meskipun jarang, telah dilaporkan. Keadaan ini umumnya
terjadi bila infeksi dengue terjadi menjelang kelahiran dan mengakibatkan bayi
baru lahir mengalami kondisi klinis seperti DBD pada umumnya.
Harus banyak minum
Karena
seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya
cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita Penyakit
Demam Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau
Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok / kematian.
Pengobatan
terhadap penyakit ini secara umum sama saja antara wanita hamil dan pasien yang
tidak hamil, terutama ditujukan untuk mengatasi perdarahan, mencegah/mengatasi
keadaan syok / presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum,
bila perlu dilakukan pemberian cairan melalui infus.
Demam diusahakan diturunkan dengan kompres dingin,
atau pemberian antipiretika.
Tidak perlu antibiotika
Tindakan
pencegahan DBD meliputi menghindari gigitan nyamuk, fogging fokus, abatisasi,
dan pemberantasan sarang nyamuk. Penderita harus disarankan banyak minum air,
menghindari pemakaian salisilat atau obat anti inflamasi non steroid lain
(misal ibuprofen). Panas badan dapat dicoba diatasi dengan kompres dan bila
diperlukan dengan parasetamol. Antibiotika pada dasarnya tidak perlu diberikan.
Pasien perlu mendapat perhatian saat panas mulai turun, atau bila ada keluhan
nyeri perut, mual dan muntah.
Pencegahan
dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk di sepanjang siang hari (pagi
sampai sore) karena nyamuk aedes aktif di siang hari (bukan malam hari). Hal
tersebut dapat dilaksanakan dengan menghindari berada di lokasi-lokasi yang
banyak nyamuknya di siang hari, terutama di daerah yang ada penderita DBD nya.
Bila memang sangat perlu untuk berada di tempat tersebut kenakan pakaian yang
lebih tertutup, celana panjang dan kemeja lengan panjang misalnya. Gunakan
cairan/krim anti nyamuk (mosquito repellant) yang banyak dijual di
toko-toko, pada bagian badan yang tidak tertutup pakaian.
Awasi
lingkungan di dalam rumah dan di halaman rumah. Buang atau timbun benda-benda
tak berguna yang menampung air, atau simpan sedemikian rupa sehingga tidak
menampung air. Taburkan serbuk abate (yang dapat dibeli di apotik) pada bak
mandi dan tempat penampung air lainnya, juga pada parit / selokan di dalam dan
di sekitar rumah, terutama bila selokan itu airnya tidak / kurang mengalir.
Kolam/akuarium jangan dibiarkan kosong tanpa ikan, isilah dengan ikan pemakan
jentik nyamuk. Semprotlah bagian-bagian rumah dan halaman yang merupakan tempat
berkeliarannya nyamuk, dengan obat semprot nyamuk (yang banyak dijual di
toko-toko). Bila tampak nyamuk berkeliaran di pagi/siang/sore hari.
Bila ada
salah seorang penghuni yang positif atau diduga menderita DBD, segera
semprotlah seluruh bagian rumah dan halaman dengan obat semprot nyamuk di pagi,
siang dan sore hari, sekalipun penderita tersebut sudah dirawat di rumah sakit.
Hubungi PUSKESMAS setempat untuk meminta fogging di rumah-rumah di lingkungan
setempat.
Pencegahan
secara massal di lingkungan setempat dengan bekerja sama dengan RT/RW/Kelurahan
dengan PUSKESMAS setempat dilakukan dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN),
Fogging, atau memutuskan mata rantai pembiakan Aedes aegypti dengan
Abatisasi.
Referensi:
- Penyakit infeksi sistemik pada kehamilan, segi praktis pengenalan dan penatalaksanaannya; http://pkusolo. Wordspress.com. Nop 2007.
- Hendarwanto, Dengue. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 1 ed3, 1997. 417-434
- http://www.anakku.net/demam-berdarah-saat-hamil.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar