Jumat, 10 April 2015

Demam Saat Hamil Muda



Demam Saat Hamil Muda, Kenapa Ya Dok?
Demam seringkali mengkhawatirkan, terutama jika Anda sedang hamil. Hal ini terjadi selama kehamilan karena berbagai alasan, beberapa di antaranya memerlukan perawatan segera dari dokter. Meskipun mengobati demam tidak akan menyembuhkan penyakit atau infeksi yang memicu, itu akan membantu Anda merasa lebih baik dan mencegah komplikasi seperti dehidrasi.


Ø  Gejala
Demam dapat berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari. Selain peningkatan suhu, demam biasanya disertai dengan gejala tambahan seperti nyeri otot, kurang nafsu makan, kelelahan, sakit kepala, menggigil, lekas marah, kebingungan, dehidrasi dan berkeringat. Jika demam parah dan berkepanjangan, dapat memicu kejang demam.

Ø  Penyebab
Peningkatan hormon progesteron yang terjadi selama kehamilan sering menaikkan suhu tubuh. Demam juga sering dipicu oleh virus, infeksi bakteri, atau kondisi peradangan seperti arthritis. Beberapa obat, seperti yang digunakan untuk mengelola tekanan darah tinggi atau antibiotik, juga berkontribusi terhadap demam selama kehamilan. Selain itu, imunisasi tertentu, seperti tetanus atau Pertusis.

1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Infeksi saluran kemih adalah infeksi bakteri yang paling sering dijumpai selama kehamilan. Perubahan hormonal semasa kehamilan dan perubahan fungsi ginjal menyebabkan ISK mudah terjadi dan akibatnya berkepanjangan pada ibu, seperti kuman tetap ada sampai beberapa lama setelah persalinan. Di samping itu, risiko persalinan prematur menyertai kehamilan dengan ISK ini.
Gejala ISK tidak selalu ada, bahkan kadang-kadang tanpa gejala. Gejala yang biasanya muncul adalah nyeri saat kencing, terdesak kencing, sulit berkemih, lebih sering kencing pada malam hari.

2. Malaria dalam kehamilan
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa dan disebarkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Protozoa penyebab malaria adalah genus plasmodium yang dapat menginfeksi manusia ataupun serangga. Terdapat 4 spesies plasmodium yang menyebabkan malaria pada manusia yaitu vivaks, ovale, malariae, dan falsiparum.
Gejala dan komplikasi malaria selama kehamilan berbeda-beda bergantung pada intensitas transmisi dan berhubungan langsung dengan tingkat imunitas ibu hamil.
  • Demam: Pasien dapat mengeluhkan bermacam-macam pola demam mulai dari tanpa demam, demam tidak terlalu tinggi yang terus menerus, hingga ke demam yang sangat tinggi.
  • Anemia: Di negara berkembang yang biasanya merupakan daerah endemis malaria, anemia merupakan gejala yang paling sering ditemukan selama kehamilan. Penyebab utama anemianya adalah karena malnutrisi dan penyakit cacing. Dalam kondisi seperti ini penyakit malaria akan menambah berat keadaan anemianya.
  • Splenomegali: Pembesaran limpa biasa terjadi pada penyakit malaria dan keadaan ini akan menghilang pada trimester kedua kehamilan. Bahkan splenomegali yang menetap pada keadaan sebelum hamil bisa mengecil selama kehamilan.
Selain gejala 3 di atas, terdapat juga gejala lain seperti meriang, panas dingin menggigil, dan keringat dingin.

Pengobatan secara umum
Jika demam tidak serius, mengobatinya di rumah dengan mengambil dosis yang tepat acetaminofen dan menempatkan handuk dingin di dahi Anda, atau mandi hangat atau menggosok spons basah atau lap seluruh tubuh untuk mendinginkan diri Anda dan menurunkan suhu Anda. Minum air  untuk mendinginkan tubuh Anda secara internal.

Bahaya
Jangan biarkan demam tidak diobati. Demam, terutama selama trimester pertama kehamilan, dapat menyebabkan cacat lahir dan bahkan kelahiran prematur. Selain itu, kondisi yang memicu demam, seperti infeksi atau penyakit seperti cacar air, seringkali berbahaya bagi bayi yang belum lahir. Infeksi intra-amnion, dimana bakteri menginfeksi cairan ketuban yang mengelilingi bayi Anda, juga memicu kontraksi dan bayi Anda akan lahir lebih cepat.

Sumber:
  • Anderson, Anne-Marie Nybo, Pernille Vastrup, Jan Wohlfahrt, Per Kragh Anderson, Jorn Olsen, and Mads Melbye. "Fever in pregnancy and risk of fetal death: a cohort study. The Lancet 2002
  • Ludlam H, Wreghitt TG, Thornton S, et al. Q fever in pregnancy. J Infect 1997;34:75–8
  • "Williams' Obstetrics"; F. Gary Cunningham, M.D. et al.; 2008
  •  Wiknjosastro, Hanifa. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo


Tidak ada komentar:

Posting Komentar