Jumat, 10 April 2015

Perkembangan pada masa persalinan



MAKALAH
“ Perkembangan pada masa persalinan”









Disusun oleh :
MEILINA RUPIANI
                                                         (14150032)









PROGRAM STUDY D-III KEBIDANAN
UNINERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2014/2015


KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Allah SWT kami mengucap puji syukur Kehadirat-Nya, kami mahasiswa Prodi DIII Kebidanan Universitas Respati Yogyakarta berhasil menyusun Makalah yang berjudul “ Perkembangan pada masa persalinan”
            Pembuatan laporan ini disamping untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Dasar dan Biologi perkembangan juga digunakan untuk mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan bagi tim penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Oleh karena itu apabila pembaca berkenan menelaah dan mengkaji penulisan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih.
            Dengan selesainya penulisan laporan ini kami mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan bantuan kepada yang terhormat:
1.      Ibu Lenna Maydianasari,SST,M.P.H selaku Dosen mata kuliah Biologi Perkembangan
2.     Teman-teman dan semua pihak yang membantu kelancaran  penulisan laporan ini.
           Dengan penulisan makalah  ini kami menyadari sepenuhnya atas kekurangan yang ada sehingga demi penyempurnaan makalah ini, penulis menerima sepenuhnya kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik dan berguna.
            Semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun, pembaca, dan pendengar.
                                                                                                                                                                                                                                                Yogyakarta,   Januari 2015
                                                                                                            Penyusun,






A.    DEFINISI PERSALINAN / PARTUS
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan ( setelah 37 minggu ) tanpa disertai adanya penyulit ( Wiknjosastro, 2008: 37).
Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. ( Wiknjosastro, 2002: 180).
Proses persalinan adalah saat yang menegangkan dan mencemaskan bagi wanita dan keluarganya. Pada kebanyakan wanita, persalinan dimulai saat terjadi kontraksi uterus pertama dan dilanjutkan dengan kerja keras selama jam-jam dilatasi dan melahirkan dan berakhir ketika wanita dan keluarganya memulai proses ikatan dengan bayi. Perawatan ditujukan untuk mendukung wanita dan keluarganya dalam melalui proses persalinan supaya dicapai hasil yang optimal bagi semua yang terlibat. (Bobak, 2004:301)
Persalinan Didefinisiskan sebagai suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar. Partusnormal / partus biasa adalah proses bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala / ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat / pertolongan istimewa, serta tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi), berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam. Sedangkan Partus abnormal adalah proses bayi lahir melalui vagina dengan bantuan tindakan atau alat seperti versi / ekstraksi, cunam, vakum, dekapitasi, embriotomi dan sebagainya, atau lahir per abdominam dengan seksio sesaria.
B.SEBAB-SEBAB MULAINYA PERSALINAN
Menurut Wiknjosastro (2002:18)sebab – sebab terjadinya persalinan sampai kini masih merupakan teori – teori yang kompleks. Perubahan-perubahan dalam bioikimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dan berlangsungnya partus, antara lain :
1.      Penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron
Seperti diketahui progesterone merupakan penenang bagi otot-otot uterus. Menurunya kadar kedua hormone ini terjadi kira-kira 1-2 minggu sebelum partus dimulai.
2.       Pengaruh prostaglandin
Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke 15 hingga aterm meningkat, lebih-lebih sewaktu partus.
3.       Plasenta Menjadi Tua
Plasenta menjadi tua dengan tuanya kehamilan. Villi koriales mengalami perubahan-perubahan, sehingga kadar estrogen dan progesterone menurun.
Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus merupakan faktor yang dapat mengganggu sirkulasi utero plasenter sehingga plasenta mengalami degenerasi.
4.      Teori berkurangnya nutrisi pada janin
Hal ini dikemukakan oleh Hippocrates untuk pertama kalinya. Bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan. Faktor lain yang dikemukakan adalah tekanan pada ganglion servikale dari Flexus Frankenhauser yang terletak di belakang serviks. Bila ganglion ini tertekan, kontraksi uterus dapat dibangkitkan.

C.    SEBAB-SEBAB LAIN TERJADINYA PROSES PERSALINAN
1.      Penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron dan estrogen menurun mendadak, nutrisi janin dari plasenta berkurang.
2.      Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus Frankenhauser, menjadi stimulasi (pacemaker) bagi kontraksi otot polos uterus.
3.      Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin merangsang terjadinya kontraksi.
4.      Peningkatan beban / stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan estrogen mengakibatkan peningkatan aktifitas kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi pencetus rangsangan untuk proses persalinan.
-
D. KEBERHASILAN SUATU PERSALINAN PERSALINAN DITENTUKAN OLEH 3 FAKTOR “P” UTAMA
1.      Power 
His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan kardiovaskular respirasi metabolik ibu.
2.      Passage
Keadaan jalan lahir
3.      Passanger 
Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomik mayor)(ditambah dengan faktor-faktor “P” lainya : Psikologi, Penolong dan Posisi). Dengan adanya keseimbangan / kesesuaian antara faktor-faktor “P” tersebut, persalinan normal diharapkan dapat berlangsung.
-

E. HIS / KONTRAKSI UTERUS
His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri pada daerah di mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari ‘pacemaker’ yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut. Resultante efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah ke daerah lokus minoris yaitu daerah kanalis servikalis (jalan laihir) yang membuka, untuk mendorong isi uterus ke luar.
a.       His dapat terjadi sebagai akibat dari :
1.      Kerja hormon oksitosin
2.      Regangan dinding uterus oleh isi konsepsi
3.      Rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi.
b.      His dikatakan baik dan ideal apabila :
1.      Kontraksi simultan simetris di seluruh uterus
2.      Kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus
3.      Terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi
4.      Terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his
5.      Serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut otot,akan tertarik ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar (cervical effacement). Ostium uteri eksternum dan internum pun akan terbuka.
c.       Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya nyeri saat his berlangsung adalah :
1.      Iskemia dinding korpus uteri yang menjadi stimulasi serabut saraf di pleksus hipogastrikus diteruskan ke sistem saraf pusat menjadi sensasi nyeri
2.      Peregangan vagina, jaringan lunak dalam rongga panggul dan peritoneum, menjadi rangsang nyeri.
3.      Keadaan mental pasien (pasien bersalin sering ketakutan, cemas/ anxietas, atau eksitasi).
4.      Prostaglandin meningkat sebagai respons terhadap stress
d.      Hal yang penting dinilai mengenai His adalah :
1.      Amplitudo : intensitas kontraksi otot polos : bagian pertama peningkatan agak cepat, bagian kedua penurunan agak lambat.
2.      Frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu (biasanya per 10 menit)
3.      Sat
4.      uan his : unit Montevide (intensitas tekanan / mmHg terhadap frekuensi).
-
F. PEMBAGIAN FASE / KALA PERSALINAN
Kala 1 : disebut juga dengan kala pembukaan, terjadi pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap
Kala 2 : disebut juga kala pengeluaran, terjadi pengeluaran bayi
Kala 3 : disebut juga kala uri, terjadi pengeluaran plasenta
Kala 4 : merupakan masa 1 jam setelah persalinan/ partus, terutama untuk observasi
1.      KALA 1 – PERSALINAN :
In partu (partus mulai) ditandai dengan lendir bercampur darah, karena serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar karnalis servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka.
Dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih banyak daripada darah haid. Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir porsio serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat akhir kala I.
Terdapat 2 fase pada Kala 1 ini, yaitu :
1.      Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.
2.      Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam. Fase aktif terbagi atas :
a.       Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
b.      Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
c.       Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).
Perbedaan proses pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement) pada primigravida dan multipara :
a.       Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih terlebih dahulu sebelum terjadi pembukaan, sedangkan pada multipara serviks telah lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses penipisan dan pembukaan.
b.       Pada primigravida, ostium internum membuka terlebih dahulu daripada ostium eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah), sedangkan pada multipara, ostium internum dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti garis lebar)
c.        Periode Kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan multipara (+14 jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida memerlukan waktu lebih lama.
Sifat His pada Kala 1 :
§  Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30 detik. Serviks terbuka sampai 3 cm. Frekuensi dan amplitudo terus meningkat.
§  Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir
§  Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai 60 mmHg, frekuensi 2-4 kali / 10 menit, lama 60-90 detik. Serviks terbuka sampai lengkap (+10cm).
Peristiwa penting Kala 1 :
1.      Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.
2.      Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar.
3.      Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
-
2. KALA 2 PERSALINAN :
a.       Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada saat bayi telah lahir lengkap.
b.       Pada Kala 2 ini His menjadi lebih kuat, lebih sering, dan lebih lama. Selaput ketuban mungkin juga sudah pecah/ baru pecah spontan pada awal Kala 2 ini. Rata-rata waktu untuk keseluruhan proses Kala 2 pada primigravida ± 1,5 jam, dan multipara ± 0,5 jam.
Sifat His :
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan terjadi juga akibat stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada persalinan normal yaitu kepala) yang menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengan kontraksi otot-otot dinding abdomen dan diafragma, berusaha untuk mengeluarkan bayi.
Peristiwa penting pada Kala 2 :
1.      Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar panggul.
2.      Ibu timbul perasaan/ refleks ingin mengedan yang semakin kuat.
3.      Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologis)
4.      Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis sebagai sumbu putar/ hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan.
5.      Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar jalan lahir (episiotomi).
Proses pengeluaran janin pada kala 2 (persalinan letak belakang kepala) :
1.      Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan pintu atas panggul (asinklitismus anterior / posterior).
2.      Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari daerah fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi otot dinding perut dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan menegang.
3.      Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-bregmatikus (belakang kepala).
4.      Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati distansia interspinarum dengan diameter biparietalis.
5.      Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput melewati bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
6.      Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai di bawah simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
7.      Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah. Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki.
-
3. KALA 3 PERSALINAN :
a.       Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan berakhir dengan lahirnya plasenta.
b.       Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
c.        Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai perdarahan, atau mungkin juga serempak sentral dan marginal.
d.       Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah.
Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar / di atas pusat.
4.      KALA 4 PERSALINAN :
Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap, sampai dengan 1 jam setelahnya.
Hal penting yang harus diperhatikan pada Kala 4 persalinan :
1.      Kontraksi uterus harus baik
2.      Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain
3.      Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
4.      Kandung kencing harus kosong
5.      Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma
6.      esume keadaan umum ibu dan bayi.


















                                          KESIMPULAN

Persalinan Didefinisiskan sebagai suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar
Sebab-sebab mulainya persalinan antara lain Penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron,Pengaruh prostaglandin,Plasenta Menjadi Tua dan Teori berkurangnya nutrisi pada janin.
Pembagian fase / kala persalinan
Kala 1 : disebut juga dengan kala pembukaan, terjadi pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap
Kala 2 : disebut juga kala pengeluaran, terjadi pengeluaran bayi
Kala 3 : disebut juga kala uri, terjadi pengeluaran plasenta
Kala 4 : merupakan masa 1 jam setelah persalinan/ partus, terutama untuk observasi




















DAFTAR PUSTAKA


Wiknjosastro H.Ilmu Kebidanan;Edisi Ketiga; 1991; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,Jakarta; Bab Ketiga; Fisiologi Persalinan dan Mekanisme Persalinan, hal : 180-91

Tidak ada komentar:

Posting Komentar