MAKALAH
“ Perkembangan pada
masa persalinan”
Disusun oleh :
MEILINA RUPIANI
(14150032)
PROGRAM STUDY D-III KEBIDANAN
UNINERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2014/2015
Dengan
rahmat Allah SWT kami mengucap puji syukur Kehadirat-Nya, kami mahasiswa Prodi DIII Kebidanan Universitas Respati
Yogyakarta berhasil menyusun Makalah yang berjudul “ Perkembangan pada masa
persalinan”
Pembuatan laporan ini disamping
untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi
Dasar dan Biologi perkembangan juga digunakan
untuk mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan bagi
tim penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Oleh karena itu apabila pembaca berkenan
menelaah dan mengkaji penulisan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih.
Dengan selesainya penulisan laporan ini
kami mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan bantuan kepada yang
terhormat:
1. Ibu Lenna Maydianasari,SST,M.P.H selaku Dosen mata kuliah Biologi Perkembangan
2. Teman-teman dan semua pihak yang membantu
kelancaran penulisan laporan
ini.
Dengan penulisan makalah
ini kami menyadari sepenuhnya atas
kekurangan yang ada sehingga demi penyempurnaan makalah ini, penulis menerima
sepenuhnya kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik dan berguna.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi
penyusun, pembaca, dan pendengar.
Yogyakarta,
Januari 2015
Penyusun,
A.
DEFINISI PERSALINAN / PARTUS
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan ( setelah 37 minggu ) tanpa disertai adanya penyulit (
Wiknjosastro, 2008: 37).
Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. ( Wiknjosastro, 2002: 180).
Proses persalinan adalah saat yang menegangkan dan mencemaskan bagi wanita
dan keluarganya. Pada kebanyakan wanita, persalinan dimulai saat terjadi
kontraksi uterus pertama dan dilanjutkan dengan kerja keras selama jam-jam
dilatasi dan melahirkan dan berakhir ketika wanita dan keluarganya memulai
proses ikatan dengan bayi. Perawatan ditujukan untuk mendukung wanita dan
keluarganya dalam melalui proses persalinan supaya dicapai hasil yang optimal
bagi semua yang terlibat. (Bobak, 2004:301)
Persalinan Didefinisiskan sebagai suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
yang dapat hidup, dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia
luar. Partusnormal / partus biasa adalah proses bayi lahir melalui vagina
dengan letak belakang kepala / ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat /
pertolongan istimewa, serta tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi),
berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam. Sedangkan Partus abnormal adalah
proses bayi lahir melalui vagina dengan bantuan tindakan atau alat seperti
versi / ekstraksi, cunam, vakum, dekapitasi, embriotomi dan sebagainya, atau
lahir per abdominam dengan seksio sesaria.
B.SEBAB-SEBAB
MULAINYA PERSALINAN
Menurut Wiknjosastro (2002:18), sebab – sebab
terjadinya persalinan sampai kini masih merupakan teori – teori yang kompleks.
Perubahan-perubahan dalam bioikimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan
mulai dan berlangsungnya partus, antara lain :
1.
Penurunan kadar hormon estrogen dan
progesteron
Seperti diketahui progesterone merupakan penenang bagi otot-otot uterus.
Menurunya kadar kedua hormone ini terjadi kira-kira 1-2 minggu sebelum partus
dimulai.
2.
Pengaruh prostaglandin
Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke 15 hingga aterm
meningkat, lebih-lebih sewaktu partus.
3.
Plasenta Menjadi Tua
Plasenta menjadi tua dengan tuanya kehamilan. Villi koriales mengalami
perubahan-perubahan, sehingga kadar estrogen dan progesterone menurun.
Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia
otot-otot uterus merupakan faktor yang dapat mengganggu sirkulasi utero
plasenter sehingga plasenta mengalami degenerasi.
4.
Teori berkurangnya nutrisi pada janin
Hal ini dikemukakan oleh Hippocrates untuk pertama kalinya. Bila nutrisi
pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan. Faktor lain
yang dikemukakan adalah tekanan pada ganglion servikale dari Flexus
Frankenhauser yang terletak di belakang serviks. Bila ganglion ini tertekan,
kontraksi uterus dapat dibangkitkan.
C.
SEBAB-SEBAB LAIN
TERJADINYA PROSES PERSALINAN
1.
Penurunan fungsi
plasenta : kadar progesteron dan estrogen menurun mendadak, nutrisi janin dari
plasenta berkurang.
2.
Tekanan pada ganglion
servikale dari pleksus Frankenhauser, menjadi stimulasi (pacemaker) bagi
kontraksi otot polos uterus.
3.
Iskemia otot-otot
uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin merangsang terjadinya
kontraksi.
4.
Peningkatan beban /
stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan estrogen mengakibatkan
peningkatan aktifitas kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi pencetus
rangsangan untuk proses persalinan.
-
D. KEBERHASILAN SUATU
PERSALINAN PERSALINAN DITENTUKAN OLEH 3 FAKTOR “P” UTAMA
1.
Power
His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan kardiovaskular respirasi metabolik ibu.
His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan kardiovaskular respirasi metabolik ibu.
2.
Passage
Keadaan jalan lahir
Keadaan jalan lahir
3.
Passanger
Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomik mayor)(ditambah dengan faktor-faktor “P” lainya : Psikologi, Penolong dan Posisi). Dengan adanya keseimbangan / kesesuaian antara faktor-faktor “P” tersebut, persalinan normal diharapkan dapat berlangsung.
Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomik mayor)(ditambah dengan faktor-faktor “P” lainya : Psikologi, Penolong dan Posisi). Dengan adanya keseimbangan / kesesuaian antara faktor-faktor “P” tersebut, persalinan normal diharapkan dapat berlangsung.
-
E. HIS
/ KONTRAKSI UTERUS
His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang
dimulai dari daerah fundus uteri pada daerah di mana tuba falopii memasuki
dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari ‘pacemaker’ yang terdapat di dinding uterus daerah
tersebut. Resultante efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah
ke daerah lokus minoris yaitu daerah kanalis servikalis (jalan laihir) yang
membuka, untuk mendorong isi uterus ke luar.
a.
His dapat terjadi
sebagai akibat dari :
1.
Kerja hormon oksitosin
2.
Regangan dinding uterus
oleh isi konsepsi
3.
Rangsangan terhadap
pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi.
b.
His dikatakan baik dan
ideal apabila :
1.
Kontraksi simultan
simetris di seluruh uterus
2.
Kekuatan terbesar
(dominasi) di daerah fundus
3.
Terdapat periode
relaksasi di antara dua periode kontraksi
4.
Terdapat retraksi
otot-otot korpus uteri setiap sesudah his
5.
Serviks uteri yang
banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut otot,akan tertarik ke
atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar
(cervical effacement). Ostium uteri eksternum dan internum pun akan terbuka.
c.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi timbulnya nyeri saat his berlangsung adalah :
1.
Iskemia dinding korpus
uteri yang menjadi stimulasi serabut saraf di pleksus hipogastrikus diteruskan
ke sistem saraf pusat menjadi sensasi nyeri
2.
Peregangan vagina,
jaringan lunak dalam rongga panggul dan peritoneum, menjadi rangsang nyeri.
3.
Keadaan mental pasien
(pasien bersalin sering ketakutan, cemas/ anxietas, atau eksitasi).
4.
Prostaglandin
meningkat sebagai respons terhadap stress
d.
Hal yang penting
dinilai mengenai His adalah :
1.
Amplitudo : intensitas
kontraksi otot polos : bagian pertama peningkatan agak cepat, bagian kedua
penurunan agak lambat.
2.
Frekuensi : jumlah his
dalam waktu tertentu (biasanya per 10 menit)
3.
Sat
4.
uan his : unit
Montevide (intensitas tekanan / mmHg terhadap frekuensi).
-
F. PEMBAGIAN FASE /
KALA PERSALINAN
Kala 1 : disebut juga dengan kala pembukaan, terjadi pematangan dan
pembukaan serviks sampai lengkap
Kala 2 : disebut juga kala pengeluaran, terjadi pengeluaran bayi
Kala 3 : disebut juga kala uri, terjadi pengeluaran plasenta
Kala 4 : merupakan masa 1 jam setelah persalinan/ partus, terutama untuk
observasi
1. KALA 1
– PERSALINAN :
In partu (partus mulai) ditandai dengan lendir bercampur darah, karena
serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah
kapiler sekitar karnalis servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar
dan terbuka.
Dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang
teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai
pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih banyak daripada darah haid. Berakhir
pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir porsio serviks
tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat
akhir kala I.
Terdapat 2 fase pada Kala 1 ini, yaitu :
1.
Fase laten : pembukaan
sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.
2.
Fase aktif : pembukaan
dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam. Fase aktif
terbagi atas :
a.
Fase akselerasi
(sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
b.
Fase dilatasi maksimal
(sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
c.
Fase deselerasi
(sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).
Perbedaan proses pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement) pada primigravida dan multipara :
a. Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih terlebih dahulu sebelum
terjadi pembukaan, sedangkan pada multipara serviks telah lunak akibat
persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses penipisan dan
pembukaan.
b. Pada primigravida, ostium internum membuka terlebih dahulu daripada ostium
eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di
tengah), sedangkan pada multipara, ostium internum dan eksternum membuka
bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti garis lebar)
c.
Periode Kala 1 pada
primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan multipara (+14 jam) karena
pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida memerlukan
waktu lebih lama.
Sifat
His pada Kala 1 :
§
Timbul tiap 10 menit
dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30 detik. Serviks terbuka sampai 3 cm.
Frekuensi dan amplitudo terus meningkat.
§
Kala 1 lanjut (fase
aktif) sampai kala 1 akhir
§
Terjadi peningkatan
rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai 60 mmHg, frekuensi 2-4 kali / 10 menit,
lama 60-90 detik. Serviks terbuka sampai lengkap (+10cm).
Peristiwa
penting Kala 1 :
1.
Keluar lendir / darah
(bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang selama
kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler
serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam
uterus.
2.
Ostium uteri internum
dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar.
3.
Selaput ketuban pecah
spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah dini jika terjadi
pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
-
2. KALA 2
PERSALINAN :
a. Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada saat
bayi telah lahir lengkap.
b. Pada Kala 2 ini His menjadi lebih kuat, lebih sering, dan lebih lama.
Selaput ketuban mungkin juga sudah pecah/ baru pecah spontan pada awal Kala 2
ini. Rata-rata waktu untuk keseluruhan proses Kala 2 pada primigravida ± 1,5 jam,
dan multipara ± 0,5 jam.
Sifat
His :
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan terjadi
juga akibat stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada persalinan
normal yaitu kepala) yang menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga meneran dari
ibu, dengan kontraksi otot-otot dinding abdomen dan diafragma, berusaha untuk
mengeluarkan bayi.
Peristiwa
penting pada Kala 2 :
1.
Bagian terbawah janin
(pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar panggul.
2.
Ibu timbul perasaan/
refleks ingin mengedan yang semakin kuat.
3.
Perineum meregang dan
anus membuka (hemoroid fisiologis)
4.
Kepala dilahirkan
lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis sebagai sumbu
putar/ hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan.
5.
Kemungkinan diperlukan
pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar jalan lahir (episiotomi).
Proses
pengeluaran janin pada kala 2 (persalinan letak belakang kepala) :
1.
Kepala masuk pintu
atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas panggul
(sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan pintu atas panggul
(asinklitismus anterior / posterior).
2.
Kepala turun ke dalam
rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari daerah fundus ke
arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi otot dinding
perut dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan
menegang.
3.
Fleksi : kepala janin
fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari diameter
oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-bregmatikus
(belakang kepala).
4.
Rotasi interna
(putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran ubun-ubun
kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati
distansia interspinarum dengan diameter biparietalis.
5.
Ekstensi : setelah
kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput melewati bawah simfisis
pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung,
mulut, dagu.
6.
Rotasi eksterna
(putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu rotasi
tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai di
bawah simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
7.
Ekspulsi : setelah
bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah. Selanjutnya
lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan
belakang, tungkai dan kaki.
-
3. KALA 3
PERSALINAN :
a. Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan berakhir dengan lahirnya
plasenta.
b. Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus,
serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
c.
Lepasnya plasenta dari
insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan perdarahan baru, atau
dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai perdarahan, atau
mungkin juga serempak sentral dan marginal.
d. Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus
adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah.
Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi
sekitar / di atas pusat.
4.
KALA 4
PERSALINAN :
Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap, sampai dengan 1 jam
setelahnya.
Hal
penting yang harus diperhatikan pada Kala 4 persalinan :
1.
Kontraksi uterus harus
baik
2.
Tidak ada perdarahan
pervaginam atau dari alat genital lain
3.
Plasenta dan selaput
ketuban harus sudah lahir lengkap
4.
Kandung kencing harus
kosong
5.
Luka-luka di perineum harus
dirawat dan tidak ada hematoma
6.
esume keadaan umum ibu
dan bayi.
KESIMPULAN
Persalinan
Didefinisiskan sebagai suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup, dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar
Sebab-sebab
mulainya persalinan antara lain Penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron,Pengaruh
prostaglandin,Plasenta Menjadi Tua dan Teori
berkurangnya nutrisi pada janin.
Pembagian fase / kala persalinan
Kala 1 : disebut juga
dengan kala pembukaan, terjadi pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap
Kala 2 : disebut juga
kala pengeluaran, terjadi pengeluaran bayi
Kala 3 : disebut juga
kala uri, terjadi pengeluaran plasenta
Kala 4 : merupakan masa
1 jam setelah persalinan/ partus, terutama untuk observasi
DAFTAR PUSTAKA
Sumber : Tahapan Proses Persalinan - Bidanku.com http://bidanku.com/tahapan-proses-persalinan#ixzz3OLFXtxCM
Wiknjosastro H.Ilmu Kebidanan;Edisi Ketiga; 1991; Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo,Jakarta; Bab Ketiga; Fisiologi Persalinan dan Mekanisme Persalinan, hal :
180-91
Tidak ada komentar:
Posting Komentar