MAKALAH
Perkembangan
Masa Prenatal dan Kelahiran pada peserta didik
Disusun oleh :
MEILINA RUPIANI
(14150032)
PROGRAM STUDY D-III KEBIDANAN
UNINERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Secara biologis hidup itu di mulai pada waktu
konsepsi atau pembuahan. Masa ini pada umumnya berlangsung selama 9 bulan atau
sekitar 280 hari sebelum lahir. Dilihat dari waktunya, periode prenatal ini
merupakan periode perkembangan manusia yang sangat singkat, tetapi justru pada
periode inilah di pandang terjadi perkembangan yang sangat cepat dalam diri
individu. Pada masa-masa awal ini penelitian-penelitian yang dilakukan oleh
sebagian besar ahli psikologi barat cenderung di mulai dari periode bayi yang
baru lahir dan mengabaikan periode prenatal. Kemudian pada pertengahan tahun
1940 muncul kesadaran bahwa mengetahui segala kejadian pada masa prenatal
sangat penting untuk dapat memahami secara utuh pola perkembangan yang normal.
Perkembangan manusia di mulai pada saat konsepsi
atau pembuahan, yaitu pada pembuahan telur oleh spermatosoma. Bila spermatosoma
laki-laki (sperma) memasuki dinding telur (ovum) wanita terjadi konsepsi dan
terbentuknya zigot.
Karena itu, prenatal ini bukan saja merupakan
periode khusus dalam rentang kehidupan manusia tetapi juga merupakan periode
yang sangat menentukan. Disini kami selaku penulis makalah akan mencoba untuk
menjelaskan materi ini. Dalam penulisan kali ini kami akan membahas tentang
tahap-tahap perkembangan prenatal, karakteristiknya dan faktor-faktor perkembangan
prenatal. Selain itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai perkembangan pada
kelahiran diantaranya tahap-tahap pada kelahiran dan pengaruh kelahiran
terhadap perkembangan pascalahir.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana
tahap-tahap perkembangan masa prenatal?
2. Seperti
apa karakteristik pada masa prenatal?
3. Apakah
arti penting periode prenatal bagi perkembangan?
4. Faktor
apa saja yang dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal?
5. Apa saja
tahap-tahap yang terjadi pada kelahiran?
6. Apakah
pengaruh kelahiran terhadap perkembangan pascalahir?
C.
TUJUAN
Tujuan
dari penulisan makalah mengenai perkembangan masa prenatal dan kelahiran antara
lain sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui tahap-tahap perkembangan masa prenatal
2. Untuk
mengetahui karakteristik pada masa prenatal
3. Untuk
mengetahui arti penting periode prenatal bagi perkembangan
4. Untuk
mengetahui faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal
5. Untuk mengetahui
tahap-tahap pada kelahiran
6. Untuk
mengetahui pengaruh kelahiran terhadap perkembangan pasca kelahiran
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perkembangan Masa Prenatal
1.
Tahap-Tahap Perkembangan Masa
Prenatal
Pada umumnya ahli psikologi perkembangan
membagi periode prenatal atas tiga tahap perkembangan. Untuk lebih jelasnya
ketiga tahap perkembangan periode prenatal ini berikut akan diuraikan
masing-masing pada tahapnya.
a) Tahap
Germinal (Germinal Stage) (0-12 Bulan)
Tahap
germinal yang sering juga disebut periode zigot, ovum atau periode nuthfah,
adalah periode awal kejadian manusia. Periode germinal ini berlangsung
kira-kira 2 minggu pertama dari kehidupan, yakni sejak terjadinya pertemuan
antara sel sperma laki-laki dengan sel telur (ovum) perempuan, yang di namakan
dengan pembuahan (fertilization).
Saat itu sel sperma pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum) dan
menghasilkan satu bentuk sel baru, yang di sebut zigot. Zigot ini kemudian
membelah menjadi sel-sel yang berbentuk bulatan-bulatan kecil, ysng di sebut
blastokis. Setelah sekitar 3 hari, blastokis mengandung sekitar 60 sel. Tetapi,
karena jumlahnya semakin banyak, maka
sel-sel ini semakin mengecil, sebab blastokis tidak mungkin lebih besar dari
zigot yang asli. Pada saat terjadinya pembelahan, blastokis mengapung dan
berproses di sepanjang tubafalopi.
Blastokis
yang berisikan cairan, dengan cepat mengalami sejumlah perubahan penting.
Blastokis ini juga di bedakan atas 3 lapisan yaitu, lapisan atas, lapisan
tengah, lapisan bawah. Dari lapisan atas berkembangan rambut, gigi, dan kuku;
kulit lapisan luar (kulit ari) dan kelenjar-kelenjar kulit; panca indra dan
sistem saraf. Dari lapisan tengah berkembang otot, tulang atau rangka, sistem
pembuangan kotoran dan sistem peredaran darah, serta kulit lapisan dalam.
Sementara itu lapisan bawah menjadi sistem pencernaan, hati, pankreas, kelenjar
ludah, dan sistem pernapasan. Dalam waktu singkat plasenta, tali pusat, dan
kantong amniotik juga akan terbentuk dari sel-sel blastokis. Setelah beberapa
hari kira-kira seminggu setelah konsepsi blastokis menempel di dinding rahim.
Blastokis yang telah tertanam secara penuh di dinding rahim inilah yang di
sebut embrio.
b) Tahap
Embrio (Embriyonic Stage) (13-24 Bulan)
Tahap yang kedua dari periode
prenatal disebut tahap embrio, yang dalam psikologi islam di sebut tahap
‘alaqah, yaitu segumpalan darah yang semakin membeku. Tahap embrio ini di mulai
dari 2 minggu sampai 8 minggu setelah pembuahan, yang di tandai dengan
terjadinya banyak perubahan pada semua organ utama dan sistem-sistem
fisiologis. Tetapi, karena ukuran panjangnya hanya sekitar 1 inci, maka
bagian-bagaian tubuh embrio itu belum sepenuhnya terbentuk tubuh orang dewasa.
Meskipun demikian, ia sudah terlihat jelas dan dapat dikenali sebagai manusia
dalam bentuk kecil.
Selama periode embrio ini,
pertumbuhan terjadi dalam dua pola, yaitu cephalocaudal dan proximodistal.
Cephalocaudal artinya proses pertumbuhan yang di mulai dari bagian kepala,
kemudian terus ke bagian bawah dan sampai ke bagian ekor. Dengan kata lain,
kepala, pembuluh darah, dan jantung
serta organ-organ tubuh yang paling penting lebih dahulu berkembang dari
pada lengan, tangan dan kaki. Adapun yang dimaksud dengan pertumbuhan secara
proximodistal adalah proses pertumbuhan yang di mulai dari bagian-bagian yang
paling dekat dengan pusat (tengah) badan, kemudian baru ke bagian-bagian yang
jauh dari pusat badan.
Disamping itu, dalam periode embrio ini, terdapat
tiga sarana penting yang membantu perkembangan struktur anak, yaitu: kantong
amniotic, plasenta, dan tali pusat. Kantung amniotic berisi cairan amniotic,
suatu cairan bening tempat embrio mengapung dan berfungsi sebagai pelindung
dari goncangan fisik dan perubahan temperatur. Plasenta adalah suatu tempat
pada dinding peranakan dimana ibu mensuplai oksigen dan bahan-bahan makanan
kepada anak dan anak mengembalikan sisa buangan dari aliran darahnya. Jadi,
plasenta merupakan sarana penghubung antara ibu dan embrio.
Sementara itu, tali pusat adalah suatu saluran lembut
yang terdiri atas pembuluh-pembuluh darah yang berfungsi menghubungkan embrio
dengan plasenta. Tali pusat ini terdiri dari tiga pembuluh darah besar, satu
unuk menyediakan bahan makanan dan dua
untuk membawa sisa-sisa buangan ke tubuh ibu. Tali pusat ini tidak memiliki
urat saraf, sehingga apabila di potong tidak akan menimbulkan rasa sakit.
Periode embrio ini juga di tandai dengan suatu
perkembangan yang cepat pada sistem saraf. Hal ini terlibat bahwa pada umur 6
minggu embrio telah dapat di kenali sebagai manusia, tetapi kepala lebih besar
di bandingkan dengan bagian-bagian badan lain. Pada umur 8-9 minggu, perubahan
janin semakin terlihat dengan jelas. Muka, mulut, mata, dan telinga sudah mulai
terbentuk dengan baik. Lengan dan kaki lengkap dengan jari-jarinya sudah nampak
pada tahap ini organ-organ seks juga mulai terbentuk. Demikian juga dengan otot
dan tulang rawan mulai berkembang. Organ dalam, seperti isi perut, hati, pankreas,
paru-paru, dan ginjal, mulai terbentuk dan mulai berfungsi secara sederhana.
c) Tahap
Janin (Fetus Stage) (25 – 37 Bulan)
Periode ketiga dari perkembangan masa prenatal di
sebut dengan periode fetus atau periode janin, yang dalam psikologi islam
disebut periode mudhghah. Periode ini di mulai dari usi 9 minggu sampai lahir.
Setelah sekitar 8 minggu kehamilan, embrio
berkembang menjadi sel-sel tulang. Dalam hal ini embrio memperoleh suatu nama
baru, janin (fetus). Dalam periode ini, ciri-ciri fisik orang dewasa secara lebih proporsional mulai terlihat.
Kepala yang tadinya lebih besar dari bagian badan lainnya mulai mengecil. Kaki
dan tangan terus meningkat secara substansial. Pada bulan ketiga, janin yang
panjangnya kira-kira 3 inci dan berat kira-kira ¾ ons itu secara spontan sudah
dapat menggerakkan kepala, tangan dan kakinya, serta jantungnya mulai
berdenyut.
Menurut psikologi islam, setelah janin dalam
kandungan itu genap berumur 4 bulan, yaitu ketika janin mulai terbentuk sebagai
manusia, maka ditiupkan ruh ke dalamnya. Bersamaan dengan peniupan ruh ke dalam
janin tersebut, juga di tentukan hukum-hukum perkembangannya, seperti
masalah-masalah yang berhubungan dengan
tingkah laku (sifat, karakteristik, dan bakat), kekayaan, batas usia, dan lain-lain.
Dengan ditiupkan ruh oleh Allah SWT ke dalam janin
tersebut, maka pada bulan keempat dan kelima ibu sudah merasakan
gerakan-gerakan janinnya, seperti menonjok-nonjok atau menendang-nendang. Pada
saat ini panjang janin kira-kira 4,5 inci. Pada permulaan bulan ketujuh,
panjang janin sudah mencapai kira-kira 16 inci dengan berat kira-kira 1,5 – 2,5
kg. Pada saat ini ciri-cirinya sebagai
manusia semakin terlihat, terutama ketika rambut atau bulu mulai menumbuhi kepalanya
dan mulut mulai menonjol ke luar, bergerak-gerak, di buka dan ditutup, mereguk
atau menelan dan menghisap ibu jarinya. Matanya juga mulai berkedip dan ia bisa
menangis, meskipun matanya masih tertutup rapat. Pada bulan kedelapan, berat
janin sudah mencapai kira-kira 2,5 – 3,5 kg dan mulai berkembang lapisan lemak
badan yang berguna untuk mengatur temperatur badannya setelah kalahiran.
Riset terbaru menunjukkan bahwa janin juga telah
mampu mendengar atau responsive terhadap stimulus dari lingkungan eksternal,
terutama sekali terhadap pola-pola suara. Dalam suatu studi mengenai kemampuan
janin mereaksi atau merespon rangsangan eksternal, Dr. Seus’s meminta kepada
ibu-ibu hamil untuk membacakan sebuah cerita anak-anak “the cat in the hat”
dengan suara nyaring kepada bayi yang dikandungnya sebanyak dua kali sehari
selama 6 minggu terakhir kehamilannya. Beberapa hari setelah kelahiran, bayi
kembali diperdengarkan pada cerita yang sama dan sebuah cerita lain yang belum
pernah diperdengarkan sebelumnya. Untuk membentuk cerita mana yang lebih disukai,
bayi diberi sebuah dot yang dapat merekam setiap perubahan dan peningkatan atau
penurunan interval waktu menyusun. Ternyata, perubahan kecepatan dan
peningkatan menyusui terjadi pada waktu bayi mendengar cerita “the cat in the
hat”. Tetapi hal demikian tidak terjadi pada waktu mendengarkan cerita baru.
Jadi, bayi menunjukkan suatu piihan yang jelas berdasarkan pada pengalamannya
selama masa prenatal.
2. Karakteristik Masa Prenatal
Meskipun relatif singkat, periode
prenatal mempunyai enam karakteristik penting, masing-masing karakteristik
mempunyai akibat yang lambat pada perkembangan selama rentang kehidupan.
Ciri-cirinya yaitu:
a) Pada saat ini sifat-sifat bawaan, yang berfungsi
sebagai dasar bagi perkembangan selanjutnya, diturunkan sekali untuk selamanya.
b) Kondisi-kondisi yang baik dalam tubuh ibu dapat
menunjang perkembangan sifat bawaan sedangkan kondisi yang tidak baik dapat
menghambat perkembangannya bahkan sampai mengganggu pola perkembangan yang akan
datang.
c) Jenis kelamin individu yang baru diciptakan
sudah dipastikan pada saat pembuahan dan kondisi-kondisi dalam tubuh ibu tidak
akan mempengaruhinya, sama halnya dengan pembuahan.
d)
Perkembangan dan pertumbuhan yang oral lebih banyak terjadi selama periode prenatal
dibandingkan pada periode-periode lain dalam seluruh kehidupan individu.
e) Periode prenatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun psikologis.
e) Periode prenatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun psikologis.
f) Periode prenatal merupakan saat dimana
orang-orang yang berkepentingan membentuk sikap-sikap yang baru diciptakan.
3. Arti Penting Periode Prenatal bagi Perkembangan
Menurut
Elizabeth B. Hurlock (1980), ada empat
kondisi penting yang memberi pengaruh besar terhadap perkembangan
individu baru di masa datang, yaitu:
a) Penentuan Sifat Bawaan
Penentuan
sifat bawaan mempengaruhi perkembangan selanjutnya dalam dua hal, yaitu
pertama, faktor keturunan membatasi sejauh mana individu dapat berkembang.
Kedua, bahwa sifat bawaan sepenuhnya merupakan masalah kebetulan, tidak ada
cara tertentu untuk mengendalikan jumlah kromosom dari pihak ibu atau ayah yang
akan diturunkan pada anak.
b) Penentuan Jenis Kelamin
Ada tiga
alasan mengapa jenis kelamin individu penting bagi perkembangan selama
hidupnya, yaitu pertama, mempengaruhi perkembangan pola-pola sikap dan perilaku
yang dipandang sesuai bagi kelompok jenis kelamin mereka. Kedua, pengalaman
belajar dengan jenis kelamin ditentukan olah jenis kelamin individu. Ketiga,
sikap orang tua dan anggota-anggota keluarga penting lainnya terhadap individu
sehubungan dengan jenis kelamin mereka.
c) Penentuan Jumlah Anak
Dalam
peristiwa kelahiran ada yang hanya satu anak yang dilahirkan, namun sering juga
terjadi kelahiran kembar.
d) Penentuan
Urutan Anak
Posisi anak
dalam urutan saudara-saudaranya mempunyai pengaruh mendasar terhadap
perkembangan selanjutnya. Orang tua umumnya mempunyai sikap, perlakuan dan
memberikan peran yang spesifik sesuai dengan tempat dan urutannya dalam
keluarga. Hal ini berpengaruh terhadap kepribadian dan pembentukan sikap anak.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Prenatal
Sebagaimana
telah di jelaskan sebelumnya bahwa periode prenatal merupakan periode yang
sangat penting dan menentukan perkembangan individu pada periode-periode
berikutnya. Selama periode prenatal ini, rahim merupakan lingkungan yang sangat
menentukan perkembangan janin. Pada umumnya, kondisi rahim ibu itu sangat
nyaman bagi janin dan terlindung dari setiap gangguan. Tetapi, hal ini tidak
berarti bahwa janin tersebut secara absolut luput dari pengaruh-pengaruh luar.
Pada uraian berikut ini akan di bahas beberapa faktor yang mempengaruhi
perkembangan prenatal.
a. Kesehatan
Ibu
Penyakit
yang di derita ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal. Apalagi
penyakit tersebut bersifat kronis, seperti kencing manis, TBC, radang saluran
kencing, penyakit kelamin dan sebagainya, dapat menyebabkan lahirnya bayi-bayi
yang cacat. Demikian pula, bila terjadi benturan ketika janin berusia 3 bulan di
sertai dengan gangguan kesehatan pada ibu, seperti influenza, gondok atau
cacar, dapat merusak perkembangan janin. Bahkan, apabila ibu hamil terserang
campak rubella (campak jerman), dapat di pastikan bahwa 60% kemungkinan bayi
lahir dalam keadaan cacat. Jika campak rubella menyerang pada 2 bulan pertama
kehamilan, mengakibatkan kebutaan, ketulihan, kelainan jantung, kerusakan pada
sistem saraf pusat, serta keterbelakangan mental dan emosional.
b. Gizi Ibu
Faktor lain yang cukup mempengaruhi perkembangan
masa prenatal adalah gizi ibu. Hal ini adalah karena janin yang sedang
berkembang sangat tergantung pada gizi ibunya, yang di peroleh melalui darah
ibunya. Oleh karena itu, makanan ibu-ibu yang sedang hamil harus mengandung
cukup protein, lemak, vitamin dan karbohidrat untuk menjaga kesehatan bayi. Anak-anak yang di
lahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi cenderung cacat. Suatu investigasi
tentang ibu-ibu mendokumentasikan pentingnya peran gizi dalam perkembangan masa
prenatal dan kelahiran. Ternyata, ibu-ibu yang makanannya paling buruk cenderung memiliki anak yang beratnya paling
rendah, kurang vitalitas, dan lahir prematur atau meninggal. Dalam investigasi
lain, makanan tambahan yang di berikan kepada ibu-ibu yang kekurangan gizi
selama kehamilan meningkatkan performa anak mereka selama 3 tahun pertama
kehidupannya.
c.
Pemakaian
Bahan-Bahan Kimia Oleh Ibu
Bahan-bahan kimia yang terdapat
pada obat-obatan atau makanan yang ada dalam peredaran darah ibu yang tengah
hamil, dan mempengaruhi perkembangan janin. Bahan-bahan kimia tersebut dapat
menimbulkan efek samping, baik pada fisik meupun pada sistem kimiawi dalam
tubuh janin, yang dinamakan metabolisme. Bahan-bahan kimia juga dapat
mempengaruhi lingkungan didalam rahim ibu yang secara tidak langsung juga
mempengaruhi janin.
Salah satu jenis obat yang
mengandung bahan kimia yang membahayakan perkembangan janin adalah thalidomite.
Pada orang dewasa, thalidomite tidak berdampak buruk. Tetapi, pada embrio, obat
penenang itu sangat merusak. Kalau ibu menelan thalidomite selama dua bulan
pertama kehamilan, dapat menghambat pertumbuhan lengan dan kaki janin.
Minuman
yang mengandung alkohol juga merupakan zat lain yang dapat mempengaruhi
perkembangan prenatal. Wanita pecandu
alkohol dan tetap meminumnya selama kehamilannya dalam frekuensi yang sering,
kemungkinan besar akan melahirkan bayi
dengan gejala yang disebut “sindrom alkohol janin”, yaitu sekelompok
keabnormalan yang tampak pada anak dari ibu yang banyak meminum alkohol selama
kehamilan.
Keabnormalan itu meliputi cacat
pada wajah, seperti hidung dan bibir bawah yang pendek.
Menghisap rokok oleh wanita hamil
juga dapat berdampak buruk bagi perkembangan masa prenatal. Merokok selama
kehamilan dapat menyebabkan pengurangan
bobot kelahiran, menimbulkan resiko aborsi spontan, kelahiran premature, dan
sindrom kematian bayi yang tinggi selama proses kelahian, serta penyesuaian
diri yang buruk.
d. Takhayul
dan kenyataan di Indonesia
Di
Indonesia banyak di permasalahkan mengenai pengaruh tingkah laku orang tua
terhadap keadaan bayi yang akan di lahirkan. Misalnya bila ayah atau ibu atau keduanya benci sama seseorang, maka
anaknya akan mirip dengan orang yang di benci tadi. Bila ayah atau ibu membunuh
seekor hewan, misalnya ular, pada waktu ibu sedang hamil, anaknya akan
mempunyai gambar mirip ular pada kulitnya. Hal-hal ini semua belum merupakam
hasil pembuktian ilmiah, dari itu masih termasuk lingkup takhayul.
e.
Keadaan
Dan Ketegangan Emosi Ibu
Keadaan emosional ibu selama
kehamilan juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan masa
prenatal. Hal ini adalah karena ketika seorang ibu hamil mengalami ketakutan,
kecemasan, stres dan emosi lain yang mendalam,
maka terjadi perubahan psikologis, antara lain meningkatnya pernapasan
dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormon adrenalin sebagai tanggapan
terhadap ketakutan akan menghambat aliran darah ke daerah kandungan dan membuat
janin kekurangan darah.
Ibu yang mangalami kecemasan
berat dan berkepanjangan sebelum atau selama kehamilan, kemungkinan besar
mengalami kesulitan medis dan melahirkan bayi yang abnormal di bandingkan
dengan ibu yang relatif tenang dan aman. Goncangan emosi di asosiasikan dengan kejadian aborsi
spontan, kesulitan proses lahir, kelahiran prematur dan penurunan berat,
kesulitan pernapasan dari bayi yang baru lahir dan cacat fisik.
f.
Sinar-X
(X-ray) dan Kehamilan
Sinar-X
adalah suatu radiasi berenergi kuat yang tergantung pada dosisnya, dapat
mengurangi pembelahan sel, merusak materi genetik, dan menimbulkan efek pada
bayi yang belum dilahirkan. Sel-sel yang membelah cepat adalah paling sensitif
terhadap paparan sinar-x. Bayi dalam perut ibu sensitif terhadap sinar-x karena
sel-selnya masih dalam taraf pembelahan dengan cepat, dan berkembang menjadi jaringan
dan organ yang berbeda-beda. Pada dosis tertentu, paparan sinar-x pada wanita
hamil dapat menyebabkan keguguran atau cacat pada janin yang dikandungnya,
termasuk kemungkinan terjadinya kanker pada usia dewasa. Memang sebagian besar
prosedur pemaparan sinar-x menghasilkan radiasi yang relatif ringan. Namun
sebagai langkah jaga-jaga, penggunaan sinar-x pada wanita hamil kecuali
benar-benar perlu, harus dihindari. Wanita yang melalui pemeriksaan rontgen
sebelum mengetahui status kehamilannya harus berbicara kepada dokternya.
Paparan radiasinya diukur dengan satuan rad atau unit radiasi yang diserap.
Satuan lain adalah penghitungan berdasarkan kerusakan biologis akibat paparan
radiasinya. Radiasi sinar-x dengan kekuatan tertentu (sesuai dosis) dapat mengurangi
pembelahan sel, merusak materi genetik dan menimbulkan cacat pada bayi yang
belum dilahirkan. Sinar-x sangat berbahaya terutama bagi sel yang membelah
dengan cepat.
B.
Perkembangan Masa Kelahiran
Studi
psikologi tentang kelahiran relatif baru dibandingkan dengan studi medis, studi
psikologis tentang kelahiran lebih di fokuskan pada bagaimana pengaruhnya
terhadap perkembangan pascalahir, kondisi lingkungan pra lahir, dan sejumlah
faktor lain yang mempengaruhi perkembangan sebelum dan sesudah lahir. (Hurlock,
1978).
1. Tahap-Tahap Kelahiran
Tahap
pertama terjadi kontraksi peranakan yang berlangsung 15-20 menit. Kontraksi ini
menyebabkan leher rahim terentang dan terbuka ketika tahap pertama berlangsung
kontraksi semakin sering yang terjadi setiap 2-5 menit. Intensitasnya juga
meningkat. Pada akhir tahap kelahiran, kontraksi memperlebar leher rahim hingga
terbuka sekitar 4 inci sehingga bayi dapat bergerak dari peranakan ke saluran
kelahiran.
Tahap kedua
di mulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher rahim dan saluran kelahiran.
Tahap ini berakhir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu. Tahap ini
berlangsung kira-kira 1 ½ jam. Pada setiap kontraksi ibu mengalami kesakitan
untuk mendorong bayi keluar dari tubuhnya. Waktu kepala bayi keluar dari tubuh
ibu, kontraksi terjadi hampir setiap menit.
Tahap ketiga
setelah bayi lahir. Pada waktu ini ari-ari, tali pusar, dan selaput lain
dilepaskan dan di buang. Tahap akhir inilah yang paling pendek.
2. Pengaruh Kelahiran terhadap Perkembangan Pasca Lahir
Kondisi-kondisi kelahiran yang
mempengaruhi perkembangan pasca lahir:
a) Jenis
kelahiran
Secara umum
kelahiran dapat dibedakan atas empat jenis, kelahiran normal atau spontan,
kelahiran dengan peralatan, kelahiran melintang, kelahiran pembedahan ceasar.
b) Pengobatan ibu
Obat-obatan
yang digunakan ibu sebelum dan selama proses kelahiran dapat mempengaruhi
kelahiran. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin banyak obat yang diberikan
pada ibu saat melahirkan, semakin lama dan sulit bayi menyesuaikan diri dengan
kehidupan pascalahir. Bayi yang lahir dari ibu yang memakan oxytocin cendurung
mengalami penyakit kuning. Demikian juga kelahiran yang dipaksakan dengan
dibantu oleh obat-obatan pembunuh rasa sakit, akan semakin banyak perawatan
kesehatan diperlukan setelah kelahiran.
c) Lingkungan
pra lahir
Setiap
kondisi dalam lingkungan pra lahir yang menghalangi perkembangan janin sesuai
dengan tabel waktu yang normal akan lebih banyak mengakibatkan kesulitan pada
saat lahir dan penyesuaian pascalahir di bandingkan dengan kondisi lingkungan
yang nyaman.
d) Jangka waktu
periode kelahiran
Lama
rata-rata periode kelahiran 38 minggu atau 266 hari namun hanya sedikit bayi
yang lahir tepat pada waktunya. Adakalanya bayi lahir lebih awal dan adakalanya
lebih lambat dari waktu rata-rata tersebut. Bayi yang lahir lebih awal disebut
prematur sedangkan bayi yang lebih lambat disebut posmatur.
Bayi yang
lahir premature,(lahir sebelum waktunya) maupun yang berat lahirnya rendah
dianggap sebagai bayi yang beresiko tinggi dan cenderung memperlihatkan gejala
perkembangan yang berbeda dengan bayi yang lahir tepat waktu atau lebih lambat.
bayi posmatur biasanya lebih cepat dan berhasil menyesuaikan diri dengan
lingkungan pasca lahir dibandingkan dengan bayi yang normal sekalipun.
e) Perawatan
pasca lahir
Perhatian
dan perawatan yang dilakukan ibu terhadap bayi yang baru dilahirkan mempunyai
pengaruh positif terhadap perkembangannya. Bayi yang mendapat perhatian dan
perawatan dengan baik cenderung lebih waspada, lebih aktif, dan lebih tanggap
terhadap rangsangan luar dibandingkan dengan bayi yang kurang mendapat
perawatan. Beberapa dokter rumah sakit meyakini bahwa periode singkat setelah
kelahiran memiliki arti penting bagi perkembangan bayi oleh karena itu selama
waktu ini, orang tua dan bayi perlu membentuk hubungan kedekatan emosional yang
memberi landasan bagi perkembangan yang optimal pada tahun-tahum ke depan.
Bayi yang
dipisahkan dari ibunya setelah lahir, dapat menyulitkan perkembangan ikatan.
Menempatkan bayi yang baru lahir di sebelah tempat tidur ibunya dimaksudkan
agar ibu segera dapat merespon dan memenuhi kebutuhan perawatan bagi anaknya.
Disamping itu metode lain yang dilakukan adalah dengan meletakkan bayi yang
baru lahir di atas perut ibu segera setelah lahir, dengan keyakinan bahwa
penempatan itu akan mendorong ikatan emosional ibu dan bayi.
f)
Sikap orang
tua
Hubungan
baik orang tua dengan anak dapat membantu bayi dalam menyesuaikan diri dengan
lingkuungan baru yang di alami setelah lahir. Demikian pentingnya kondisi atau
sikap ibu terhadap penyesuaian diri bayi yang baru lahir, seorang ayah sangat
dituntut dalam persalinan anak sebab kehadiran ayah dalam ruang persalinan,
dapat memberikan dukungan dan kekuatan emosional bagi ibu pada saat melahirkan
bayi. Disamping itu, dilihatkan dalam konteks psikologi Islam, pentingnya
kehadiran ayah dalam ruang persalinan mempunyai kaitan erat dengan tanggung jawab
pemberian pendidikan pertama, yakni menyuarakan lafadz adzan di telinga kanan
dan khomat di telinga kiri pada saat ia lahir.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tahap-tahap perkembangan pada
masa prenatal dibagi menjadi 3 tahap perkembangan, yaitu tahap germinal, tahap
embrio, dan tahap janin. Tahap germinal berlangsung kira-kira 2 minggu pertama
dari pembuahan. Tahap embrio dimulai dari 2 minggu sampai 8 minggu setelah
pembuahan. Selama periode embrio ini pertumbuhan terjadi dalam 2 pola yaitu,
cephalocaudal dan proximodistal. Tahap janin dimulai pada usia 9 minggu sampai
lahir. Dalam makalah ini juga dibahas mengenai 6 karakteristik masa prenatal.
Selain itu terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal
yakni, kesehatan ibu, gizi ibu, pemakaian bahan-bahan kimia oleh ibu, keadaan
dan ketegangan emosi ibu, takhayul dan kenyataan di Indonesia,serta X-Ray kehamilan. Perkembangan pada masa
prenatal juga memiliki arti penting
dalam perkembangan anak seperti penentuan sifat bawaan,
penentuan jenis kelamin, penentuan jumlah anak, penentuan urutan anak.
Pada masa kelahiran terdapat beberapa tahap;
tahap pertama terjadi kontraksi peranakan yang berlangsung 15-20 menit. Tahap
kedua di mulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher rahim dan saluran
kelahiran. Tahap ini berakhir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu.
Tahap ini berlangsung kira-kira 1 ½ jam. Tahap ketiga setelah bayi lahir. Pada
waktu ini ari-ari, tali pusar, dan selaput lain dilepaskan dan di buang. Tahap
akhir inilah yang paling pendek. Ada beberapa kondisi kelahiran yang
mempengaruhi perkembangan pascalahir yaitu, jenis kelahiran, pengobatan ibu,
lingkungan pra lahir, jangka waktu periode kelahiran, perawatan pasca lahir,
dan sikap orang tua.
DAFTAR
PUSTAKA
Desmita.2010.Psikologi Perkembangan.Bandung:Remaja
Rosdakarya
http///ciri-ciri-pranatal.html
Mar’at Samsunuwiyati, 2010, “Psikologi Perkembangan”, PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Rohman Abid, Diktat Tafsir
(Tematik Psikologi),.
Hurlock, Elizabeth B.1980. “Psikologi Perkembangan:
Suatu Pendekatan Sepanjang Kehidupan,”. Jakarta : Erlangga.
http://sugiyanto.students-blog.undip.ac.id/
http://psikologiunity.files.wordpress.com%2F2011%2F12%2Ftahap-pranatal.doc
kakak itu minggu atau bulan?
BalasHapuskk pengertian prenatal dan natal apa ya?
BalasHapus